Posted by : Unknown Rabu, 27 Maret 2013

Memahami Esensi Perayaan “Tahun Baru

Assalamualaikum..
Apa Sobat  pernah denger keterangan
dari salah satu ustadz yang ngelarang kita buat ngrayain
tahun baru, sebetulnya hukumnya gimana si? Kalau
memang tidak boleh apa alasannya ?


Supaya nggak bingung dan kita bisa memahaminya dengan obyektif  mari kita pelajari dulu ada  apa sih di tanggal 1 Januari sampe dirayain rame-rame gitu?
Sekilas tentang  Tahun Masehi Penetapan awal tahun masehi merujuk pada tahun
yang dianggap sebagai tahun kelahiran Nabi Isa As (walaupun hal itu sama sekali nggak pernah terbukti). Selain masehi, istilah lain untuk kalender ini adalah Christ
(Inggris: Kristus), Common Era (CE)  dan Anno Domini  (Latin: Tahun Tuhan kita). 

Dan untuk  menyebut tahun sebelum masehi biasanya digunakan istilah Before Christ (BC), Before Common Era (BCE), atau Sebelum Masehi (SM). 

Asal usul Kalender Masehi diambil dari kalender kuno Bangsa Romawi, awalnya orang romawi Cuma punya sepuluh bulan yaitu :
1. Martius (Maret)
2. Aprilis ( April ),
3. Maius ( Mei),
4. Junius ( Juni),
5. Quintilis (Juli),
6. Sextilis , Agustus),
7. September (September),
8. October (oktober),
9. November (Nopember),
10.December (Desember).

Martius artinya Dewa Mars,
Maius artinya Dewa Maya,
Junius artinya Dewa Juno

astaghfirullah…
Mulut kita ternyata sering juga yah ngucap dewa-dewa zaman dulu. Terus Aprilis diambil dari kata Aperiri (cuaca yang nyaman di musim semi), sedangkan nama-nama Quintrilis, Sextrilis, September, October, November dan December adalah nama yang diberikan berdasarkan angka urutan susunan bulan. Quntrilis berarti bulan kelima, Sextilis bulan keenam, September bulan ketujuh, October bulan kedelapan dan December bulan kesepuluh. Kalender yang terdiri dari sepuluh bulan ini akhirnya berkembang menjadi 12 bulan, dengan penambahan bulan Januarius yang diambil dari nama dewa Janus yang punya dua muka, ke depan dan ke belakang, jadi bisa liat masa lampau dan masa depan makanya dijadikan awal tahun. Terus juga Februarius diambil dari upacara Februa, semacem upacara bersih-bersih desa nyambut musim semi. Banyak kekacauan yang terjadi gara-gara  penambahan ini. Bayangin aja, bulan Quintrilis yang artinya “bulan kelima” gara-gara penambahan ini jadi bulan ke tujuh, Sextris “yang ke tujuh” jadi kedelapan dan seterusnya.

Bukan hanya itu, gara-gara nggak ada aturan yang jelas, kaya aturan kabisat dan lain-lain, kalender ini banyak meleset. Sampai akhirnya di tahun 47 SM, kemelesetan itu mencapai tiga bulan. Kemudian dalam kunjunganya ke Mesir pada tahun 47 SM, Julius Caesar sempat menerima anjuran dari Sosigenes ahli perbintangan Mesir untuk memanjangkan tahun 46 SM menjadi dari 365 hari menjadi 445 hari dengan
menambah 23 hari pada bulan Februari dan menambah 67 hari antara bulan November dan Desember. Bukan hanya itu, julius Caesar juga bikin aturan baru mengenai kalender romawi, yaitu bahwa setaun ada 365 hari dan setiap empat taun sekali umur tahun bukan 365 tapi 366 dan disebut Tahun Kabisat. Setelah tahun itu perjalanan tahun kembali cocok dengan musim, untuk menghargai jasanya maka bulan ke tujuh, Quintrilis diganti jadi bulan Julio atau sering kita sebut Juli. Kemudian untuk mengenang Kaisar Augustus bulan kedelapan Sextilis diubah menjadi Augustus. perubahan itu diikuti dengan menambah umur bulan Augustus menjadi 31 hari, karena sebelumnya bulan Sextilis umurnya 30 hari saja, penambahan satu hari itu diambilkan dari bulan Februari, karena itulah bulan Februari  umurnya hanya 28 hari atau 29 hari pada tahun kabisat. Kalender Julian yang dah keliatan apik ini lama-lama keliatan meleset juga, kalau dulu musim semi
mundur sampe 3 bulan sekarang malah kecepetan beberapa hari. Kemelesetan itu terjadi sebab revolusi bumi yang dikira 365.25 hari, ternyata sebenarnya 365 hari, 5 jam, 56 menit kurang beberapa detik, yah meski bedanya Cuma beberapa menit setahun tapi kalau sudah berjalan ratusan tahun akhirnya jadi keliatan juga. Untuk mengatasinya, Paus Gregious XIII pimpinan Gereja Katolik di Roma pada tahun 1582 melakukan koreksi dan bikin beberapa keputusan. Pertama angka tahun yang diakhiri dua nol jika tidak bisa dibagi 400 maka bukan lagi tahun kabisat, kedua
karena darurat tahun 1582 ada pengurangan 10 hari, pada bulan oktober 1582, setelah tanggal 4 oktober langsung ke tanggal 14 oktober (makanya kalian ga bakal nemu orang yang lahir tanggal 5-13 oktober 1582). Ketiga 1 januari ditetapkan sebagai tahun baru lagi, setelah sebelumnya rahib Katolik, Dionisius Exoguus di tahun 527 M menetapkan 25 Maret sebagai tahun baru karena meyakini bahwa Nabi Isa. As (Yesus) lahir pada 25 Maret di permulaan musim semi. Begitulah kalender ini berjalan hingga kini. Jadi, tahun baruan boleh enggak?
Sudah keliatan jelas kan?,
ternyata satu januari itu merupakan salah satu rangkaian hari raya kristiani yang ditetapkan oleh Paus Gregious XIII di tahun 1582, nama tahunnya aja Anno Domini (Latin: Tahun Tuhan kita). Kalau begitu buat apa kita ikut-ikutan ngrayain?
Di Amerika Serikat, umumnya perayaan ini dilakukan pada tanggal 31 Desember malam, di mana orang-orang pergi ke pesta dan berkumpul, atau menonton program televisi dari Times Square di jantung kota New York. Pada saat lonceng tengah malam berdentang, sirene dibunyikan, kembang api diledakkan, orang-orang
menyerukan “Happy New Year” dan menyanyikan lagu Auld Lang Syne.
Orang Romawi kuno pun saling memberikan hadiah potongan dahan pohon suci untuk merayakan pergantian tahun. Belakangan, mereka saling memberikan kacang atau koin lapis emas dengan gambar Janus, Dewa Pintu dan semua permulaan. Nah kalau gitu umat Islam yang ngerayain tahun baru sama aja dengan ikut merayakan salah satu hari raya kristiani. Padahal Rasulullah kan pernah bilang  :

 

Artinya :
“Barang siapa serupa dengan sesuatu kaum maka orang tersebut sama
dengan yang di serupai.”

Kalau sobat Muslim ikut ngeramein tahun baru tu sama aja dengan ngikut kaum kristiani. Hukumnya haram merayakan tahun baru agama lain tapi tidak menjerumuskan kepada kekafiran selama kita tidak perasaan ridho dengan mereka, akan tetapi jika kita ridho dengan mereka atau ridho dengan agama mereka maka kita bisa terjerumus kepada kekafiran. Naudzubillah min dzalik..
Dan barang siapa yang merayakannya maka dia telah menyerupai kaum-kaum yang nggak jelas juntrungnya. Berkaitan dengan ini Ibn Haaj berkata, 

“Haram bagi muslim untuk menjual sesuatu apapun yang dibutuhkan kepada seseorang non muslim untuk perayaan tahun barunya, baik berupa daging, lauk pauk, baju dan lain-lain. Begitu juga tidak boleh bagi muslim meminjamkan alat keperluan untuk perayaan tahun baru karena hal tersebut termasuk membantu syiar kekufuran mereka. Dan wajib bagi pemerintah untuk melarang kaum muslim melakukan hal ini.
Kesimpulan
Kalau kita sebagai muslim juga punya Tahun baru, ada apa kita ikut-ikutan ngrayain tahun barunya agama lain?

Better duduk di rumah, istirahat sambil kumpul sama keluarga dan isi waktu dengan
kegiatan-kegiatan positif,lebih manfaat bukan?
Sebagai seorang muslim kita mempunyai tugas untuk mengangkat tinggi syiar dan simbol-simbol Islam. Ironisnya saat ini kebanyakan kita sudah melupakan hal ini. terbukti saat ini kita lebih familiar dengan segala hal yang berbau western. Kita banyak melupakan tokoh-tokoh penting dalam Islam, namun kita justru begitumengenal dan mengidolakan figur-figur yang mungkin sangat jauh dari kategori layak untuk kita jadikan sebagai idola. Bahkan hingga masalah penanggalan pun kita lebih mengenal kalender masehi dari pada kalender hijriah. Ada apa dengan umat Islam??

Mari kita perdalam lagi keislaman kita, kita hidupkan kembali syiar-syiar Islam.
Semoga Allah SWT senantiasa menuntun langkah kita untuk selalu lurus patuh terhadap aturan Allah SWT dan berpegang teguh pada Sunnah Rasulullah SAW, sehingga kita termasuk golongan orangorang yang mencapi kebahagiaan hakiki. amiin.


Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Popular Post

Bener As - Shofwah

Bener As - Shofwah

At-Taqwa

At-Taqwa

Buletin Al ijtihadiy

Buletin Al ijtihadiy

Categories

Majlis Ta'lim Wal Maulid Al - Shofwah. Diberdayakan oleh Blogger.

Tags

Followers

- Copyright © Asshofwah -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -